Oleh : Neale Donald Walsch
Dalam sebuah diskusi, Saya diberikan serangkaian pertanyaan yang sangat menarik untuk berbagi :
- Apa rahasia kebahagiaan?
- Apa arti kehidupan ini?
Dalam menjawab pertanyaan pertama saya mengatakan bahwa, “Rahasia kebahagiaan adalah tidak menginginkannya.”
Jawaban saya untuk pertanyaan kedua: “Arti kehidupan adalah makna yang kita berikan pada kehidupan itu sendiri.”
Mari kita lihat tanggapan pertama di sini, dan melihat apakah Anda setuju.
Dalam dialog saya dengan Tuhan dikatakan bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus dicari itu adalah sesuatu yang adalah diri kita. Ini adalah sifat yang melekat pada kita. Ini adalah identitas kita yang mendalam. Adalah kata-kata yang kita berikan kepada energi yang kemudian kita rasakan dengan cara tertentu.
Energi ini adalah energi yang mendasar dari alam semesta. Ini adalah kekuatan primal. Ini adalah esensi yang sangat penting. Energi ini disebut dengan banyak nama. Cinta adalah salah satunya. Kebahagiaan adalah kata lainnya.
Karena kebahagiaan adalah siapa kita, usaha apapun untuk menemukan atau mencari itu, pada dasarnya, akan ada penolakan terhadap identitas siapa diri kita sesungguhnya. Dengan menyangkal identitas itu, kita mendorong manifestasinya menjauh dari kita.
Saya kebetulan memakai kacamata, dan jika Anda adalah orang yang juga memakai kacamata, saya yakin bahwa Anda dan saya telah berbagi pengalaman umum setidaknya sekali dalam hidup kita. Saya yakin bahwa setidaknya sesekali kita mencari kacamata padahal kita sedang memakainya.
Ini adalah contoh klasik dari mengabaikan kebenaran bahkan ketika kita sedang mencari kebenaran. Ini adalah contoh mencari apa yang kita tidak dapat temukan tidak peduli seberapa keras kita mencoba, karena kita mencari sesuatu yang sebenarnya sudah kita miliki. Kita tidak akan menemukan kacamata di mana saja karena kita mencari melewatinya- memang, benar melaluinya- dalam upaya kita untuk menemukannya.
Hal yang sama, kita tidak mungkin menemukan kebahagiaan jika kita mencari di luar diri kita, karena kebahagiaan berada di dalam diri kita — untuk alasan yang jelas dan sederhana bahwa kebahagiaan adalah siapa kita.
Cara terbaik untuk mengalami kebahagiaan, kemudian, adalah untuk mengekspresikannya. Untuk “mengungkapkan” berarti untuk mendorong keluar, menekan keluar. Ini tidak berarti “untuk memperoleh atau mengumpulkan.” Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang kita kumpulkan, itu adalah sesuatu yang kita sebarkan. Dan jika kita menyebarkan kemana pun kita pergi, kita akan menemukan diri kita mengalami itu pada tingkat yang lebih tinggi yang mungkin kita tidak pernah bayangkan sebelumnya.
Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang datang kepada kita, itu adalah sesuatu yang datang melalui kita. Saya tahu ini terdengar dasar, tapi saya akan tetap berbagi. Kebahagiaan tidak datang dari benda-benda. Bukti ini dapat ditemukan dengan hanya mengamati kehidupan orang-orang yang telah memperoleh banyak harta dan masih tidak bahagia.
Seperti yang saya katakan, saya tahu bahwa ini mungkin terdengar sederhana dan bahkan mungkin seperti sedikit berkhotbah, tapi harus terus dikatakan jika kita ingin mengeksplorasi topik ini. Karena jika kita ingin belajar dan mengalami rahasia dari kebahagiaan, kita harus memulai dari awal.
Kebahagiaan tidak muncul dari sesuatu di luar diri kita. Ini muncul dari sesuatu di dalam diri kita – kadang-kadang sebagai reaksi kita terhadap apa yang ada di luar kita, dan kadang-kadang sebagai ciptaan kita dari apa yang kita ingin lihat di luar diri kita.
Ketika kita membayangkan kebahagiaan itu datang dari luar diri kita, kebahagiaan itu akan menghilang hampir secepat ia datan. Ketika kebahagiaan itu berasal dalam diri kita, dia akan bertahan lebih lama. Kebahagiaan dari dalam tentu saja bisa tetap bertahan sepanjang hidup. Atau yang pasti, untuk sebagian besar momen hidup kita.
Bagaimana untuk mengalami kebahagiaan yang secara alami adalah siapa kita, bagaimana menemukan kebahagiaan yang berada dalam, ini adalah pertanyaan kunci bagi banyak dan banyak orang. Kami telah menyediakan jawabannya di sini. Yaitu dengan “Memberikannya.”
Kalau kita mendasarkan hidup kita pada Injil dimana Yesus adalah hidup kita dan kita mulai dari karya Yesus dan pada saat Yesus di atasvkayu salip menyerukan SUDAH SELESAI dan pd penampakannya dengan muridnya Sesudah bankit dari kematian DAMAI SERTAMU dan kemudian pernyataan 3x ia mengatakan IKUTLAH AKU.dari ketiga pernyataan ini bisa kitavsimpulkan bahwa generasi baru pengikut Yesus hendaknya hidup tanpa rasa takut karena beban kesalahan /dosa masa lalu,karenavYesus telah menyelesaikannya di atas salip dan hidup aman dan damai dengan Allah bapa kita dengan mengikuti semua apa yg Yesus ajarkan dengan demikian ajaran atau pandangan Neale Donald Walsch itu tetap terinspirasi dari apa yg diharapkan dari Surga melalui ajaran Tuhan kita Yesus Kristus yg yg bisa kita simak dalam alkitab Perjanjian Baru sebagai Kabar baik/injil/Gospel(simak kotbah Pendeta Joseph Prince tentang Grace /anugerah