Oleh : Sankara Saranam
Dalam dunia yang kompleks sekarang ini, banyak orang mulai memeriksa keyakinan agama mereka masing masing dari sudut kerinduan mereka untuk mendapatkan pengertian yang lebih bermakna tentang Tuhan. Beberapa individu, sementara mengajukan pertanyaan menantang tentang kepercayaan keagamaan yang diturunkan kepada mereka pada masa kanak-kanak, mulai berhasil mengungkap benih benih prasangka dan perpecahan. Orang lain, menjelajahi gerakan spiritual Zaman Baru, menemukan bahwa banyak dari gerakan ini sama dogmatisnya dengan agama terorganisir. Orang-orang yang tidak merasa puas dengan dogma dan prasangka menjadi banyak berubah ketika mereka memeriksa batin mereka untuk mendapat pengetahuan langsung dari Tuhan.
Dua langkah diperlukan untuk mempersiapkan orang mencari pengetahuan langsung mengenai Tuhan. Langkah pertama, si pencari harus menilai dan mengukur ketergantungannya pada kepercayaan yang ditanamkan dalam dirinya oleh pemimpin spiritual, guru, guru yg diangkat, orang tua atau sahabat yang berkeinginan baik. Penting untuk disadari bahwa kebenaran dari suatu gagasan tidak dapat dibangun berdasarkan otoritas pendukungnya. Malah sebetulnya, karena posisi mereka beberapa sebagai pemimpin keagamaan tidak lagi terlibat secara aktif dalam mencari kebenaran. Pada hakikatnya, hanya ketika orang perorangan bebas untuk menantang otoritas, pertumbuhan spiritual menjadi mungkin tercapai.
Langkah kedua untuk mempersiapkan si pencari menemukan suatu pengertian yang lebih bermakna mengenai Tuhan adalah ia harus menggunakan kemampuan dan kekuatan intelektualnya sendiri untuk mengevaluasi kepercayaan kepercayaan. Suatu penyelidikan kritis terhadap kepercayaan memperbesar keinginan utnuk mempertanggungjawabkan kepercayaan itu dan juga untuk menumbuhkan dan menyemai kemandirian. Pekerjaan saya bersama para mahasiswa dalam tahun tahun belakangan ini memperlihatkan bahwa dengan membiarkan akal budi menyorot kepercayaan keagamaan, kita dimungkinkan bukan hanya utnuk memiliki suatu pengertian mendalam mengenai Tuhan, tapi juga untuk menghubungkan diri dengan suatu Tuhan yang lebih ekpansif.
Dalam mengevaluasi suatu agama terorganisir yang diteruskan kepada mereka , banyak orang tidak bisa lagi menemukan kebajikan dari suatu sistem kepercayaan sudah mapan yang mengajarkan prinsip prinsip seperti mengasihi sesama dan melakukan pekerjaan Tuhan. Akan tetapi, sama seperti mesin pemeras jeruk dinilai bukan oleh nilai kesehatan jus jeruk tetapi oleh efektifitasnya dalam menghasilkan jus, agama terorganisir perlu dievaluasi berdasarkan pengaruh praktisnya dalam dunia ketimbang berdasarkan ideal ideal yang dikhotbahkan, yang sudah ada lama sebelum agama muncul. Jika dilihat dari sudut pandang ini, menjadi jelas bahwa kebaikan apapun yang dihasilkan oleh agama terorganisir dapat muncul tanpa perlu memakai dalih sistem kepercayaan, sementara praktik praktik kekerasan yang dihasilkan oleh suatu kepercayaan tidak dapat dikurangi dengan mengaitkannya pada kehendak Tuhan. Dibandingkan dengan pemeluk agama, orang sekuler sama layaknya untuk ditiru ketika mereka melayani orang lain, dan tidak lebih bersalah ketika mereka melakukan tindak kriminal melawan kemanusiaan.
Akan terbukti sangat bermanfaat jika kita bergerak lebih jauh dari pada sekedar menemukan kecondongan kecondongan positif dari suatu agama yang diwariskan. Langkah inti akan memperlihatkan adanya kecondongan kecondongan negatif yang berakar pada latar belakang keagamaan si pencari. Ini juga akan melengkapi pelatihan dalam psikologi kolektif dan individual, menyediakan pekakas dan peralatan untuk masuk ke dalam misteri pikiran, termasuk prilaku ekstrem manusia, kebutuhan spiritualitas, dan paradoks kehidupan kita sebagai makhluk yang berpikir, yang menyadari kefanaan kita tetapi berkehendak untuk menaklukannya. Banyak pemikir besar yang menolak kepercayaan religius pada kehidupan setelah kematian masih mengejar keabadian melaui usaha keras membarui kondisi kehidupan manusia melalui perbuatan mereka.
Tetapi, mempelajari hanya satu agama terorganisir, meskipun membantu, hanya memberikan sedikit pengetahuan mengenai dampak menyeluruh agama pada kemanusiaan. Untuk mendapatkan pengetahuan ini, kita haru mepelajari sejarah keagamaan — suatu kisah horor yang luar biasa besar. Jika kita meneliti sejarah keagamaan, akan tersingkap bahwa para pemeluk semua kepercayaan telah dengan konsisten mencari keabadian dengan mengorbankan kehidupan duniawi mereka. Agama agama yang mendorong para pengikutnya untuk berkeinginan memperoleh suatu surga yang dikhususkan bagi mereka saja tidak membangkitkan kedamaian dalam diri pengikut mereka, melainkan cenderung memprovokasi ketidakadilan. Bahkan, agama agama yang memandang bunuh diri sebagai suatu tindakan berdosa mengindoktrinasi para pengikut mereka dengan kepercayaan kepercayaan yang menimbulkan guncangan batin, dan ini membawa orang kepada suatu kematian yang lambat. Dan yang menyedihkan lagi adalah bahwa kehidupan “orang kafir” dan “bidah” dalam sejarah bahkan lebih mudah ditiadakan dalam usaha penganut agama agama untuk mendapatkan keabadian.
Suatu kesadaran baru yang terhimpun sedikit demi sedikit dari kajian-kajian keagamaan adalah bahwa agama agama terus-menerus mengklaim telah memberikan ungkapan ungkapan mendasar dari kebenaran, dan sering kali menghakimi para penganut agama lain sebagai orang inferior, atau lebih buruk lagi, sebagai korban dan sasaran suatu kekuatan jahat. Sekte sekte Yahudi ultraorthodok mengajar para pengikut mereka bahwa jiwa orang Yahudi lebih unggul dibanding jiwa orang dari bangsa lain– ini adalah suatu dogma yang diterima dengan bangga oleh banyak orang Yahudi. Sekte sekte Buddhis Asia selama berabad abad mengembangkan sebuah pendekatan pencarian kebenaran seolah pencarian ini adalah sebuah olahraga yang kompetitif dalam mana mereka unggul karena keterampilan mereka untuk mengalahkan lawan. Orang Kristen fundamentalis mengajar para pendukung mereka bahwa orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus akan masuk neraka, termasuk orang yang hidup sebelum Kristus, yang tidak pernah mendengarnya, atau yang dibesarkan untuk percaya pada suatu Tuhan lain. Demikian juga orang Islam memberitahu para pengikut mereka bahwa Muhammad adalah utusan terakhir Tuhan dan bahwa firman terakhir Tuhan harus didengar dan ditaati oleh semua orang; bagi orang Islam fundamentalis ini berarti bahwa seluruh dunia harus masuk Islam.
Agama agama terorganisir tela mendatangkan banyak bahaya dengan mengakui superioritas para pengikut mereka dan menciptakan kategori yang memecah belah seperti pengikut sejati lawan penyembah berhala tak bertuhan, orang benar pilihan Tuhan lawan orang kafir, orang yang tercerahkan lawan orang yang tidak spiritual. Secara terbuka, pembedaan “kita lawan mereka” menarik hati anggota jemaah karena ini memberdaya mereka secara psikologis. Secara tidak terang terangan, pembedaan ini membangun persepsi yang terpolarisasi dan sebuah pandangan tersimpang mengenai perlakuan kasar dan sewenang wenang terhadap manusia, dan dengan demikian ikut mempercepat terciptanya kekerasan tanpa akhir.
Selain itu, kitab Suci Keagamaan semua agama telah membahayakan kebebasan manusia untuk berpikir dan mengejar kebebasan. Dengan memanfaatkan ketakutan orang yang takwa, tulisan tulisan dalam Kitab Suci memuliakan orang orang yang taat membuta, menyerang para penanya berani yang menyuarakan keraguan yang jujur, dan mengancam orang yang berbeda pendapat dengan rasa bersalah seumur hidup. Tulisan tulisan ini bekerja perlahan tapi membahayakan dalam pikiran orang beragama yang , karena tidak bisa menerima kritik, menyulut usaha menemukan dan menghukum orang yang berbeda pandangan dan perang agama, dan ini semua menghasilkan pertumpahan darah tanpa akhir di antara dan dalam agama agama.
Dalam sejarah, beberapa kejahatan terbesar muncul dari usaha orang memperlihatkan kekudusan. Biasanya orang yang fanatik beragama, yang mengklaim telah mendengar suara Tuhan, menyulut dan menyebar api ketakutan dan kebencian, serta mengarahkannya kepada sekte keagamaan, kelompok etnis, ras minoritas, dan kaum perempuan. Umat manusia masih mengalami penderitaan yang bersumber dari fanatisme orang perorang yang dipengaruhi oleh kitab yang dipandangn berwibawa yang mendukung gagasan yang keliru, teologi yang berdasar pada takhayul, kosmologi yang tidak ilmiah, pengharapan palsu, dan perintah tidak etis. Dan tidaklah mengejutkan, dimanapun minoritas etnis, atau minoritas rasial atau kaum perempuan diperlakukan secara inferior, yang terlihat disitu adalah kegersangan yang muncul dari ketidaktahuan dan ketakutan. Jika ada suatu tujuan berguna yang dipikul agama agama yang terus saja melemahkan bagian manapun dari umat manusia, tujuan itu hanyalah mengilhami kita supaya mencegah sejarah berulang kembali.
Buku God Without Religion memeriksa akibat akibat dimasa lampau dari agama terorganisir dan menawarkan jalan jalan yang lebih langsung untuk mengenal Tuhan bagi masa kini dan masa depan.
- Bab 1, “Beribadah dengan Bertanya”, menyelidiki pemahaman masa kini kita tentang Tuhan; undangan untuk beribadah dengan bertanya ketimbang dengan mempercayai ini membuka jalan jalan utnuk mempertanyakan definisi definisi populer mengenai Tuhan sambil pada waktu yang sama mengamati pengaruh sistem kepercayaan pada pikiran manusia.
- Bab 2 “Sebuah Gambar Lebih Besar tentang Kemajuan Manusia” , memperlihatkan bagaimana kita tiba pada pokok ini; dengan menantang konsep linier tentang kemajuan, bab ini memperkenalkan sebuah model kuno evolusi dan devolusi insani sebagai sarana untuk melihat baik kebangkitan agama maupun potensi intelektual dan intuitif manusia utnuk universialisasi Tuhan.
- Bab 3, “Sebuah Alternatif terhadap Agama Terorganisir” , mengajukan teori tentang diri, suatu pilihan nondualistik untuk memwujudkan pengetahuan mengenai Tuhan; teori ini menggambarkan intuisi sebagai suatu ilmu pengetahuan psikofisikal yang dapat diuji kebenarannya, dapat diulang, netral dan tidak bias.
- Bab 4, “Menguji Pilihan-pilihan Masa Kini” , menimbang nimbang nilai dan kegunaan gerakan gerakan spiritual Zaman Baru, menunjukkan permasalahan dan kesulitan pendekatan pendekatan modern terhadap tradisi tradisi spiritual timur, dan menggambarkan cara cara untuk memperluas penangkapan indra terhadap realitas diri melampaui identifikasi identifikasi spiritual yang sempit.
Setiap bab memberikan teknik teknik untuk membantu pencarian jawaban terhadap pertanyaan spiritual – jawaban yang lebih baik ketimbang yang diberikan agama terorganisir. Teknik teknik ini universal, telah diteruskan dalam satu dan lain bentuk melaui disiplin disiplin filsafat dan mistik. Kalau dipraktikan dengan teratur, teknik teknik ini membantu menyingkap bukan hanya jawaban yang lebih baik terhadap pertanyaan spiritual tetapi juga pertanyaan yang lebih baik. Dan dengan pertanyaan yang lebih baik muncullah kebebasan spiritual yang makin bertambah untuk orang menempuh perjalanan mengenal Tuhan. Pembaca yang memulai perjalanan di jalur ini dinasihati untuk mempersiapkan diri bagi momen momen yang mencemaskan dan tidak menyenangkan yang muncul menyusul pelepasan satu persatu kepercayaan yang sudah dikenal. Akhirnya, ketika Anda tidak lagi mengidentifikasi diri Anda dengan suatu sistem kepercayaan yang mempersempit, identitas Anda akan tumbuh, diperluas oleh pertanyaan pertanyaan yang anda telah bentuk sendiri. Dan dengan identitas Anda yang diperluas secara baru, Anda akan lebih berpengetahuan dalam perkara perkara spiritual, sebab semakin kita mempertanyakan segi apapun dari kehidupan , makin lebih baik kita mengenalnya.
Dari banyak ruh masa lampau yang sampai kini masih menghantui umat manusia, sedikit diantaranya menimbulkan akibat yang merusak, sama merusaknya dengan dogma usang dan praktik praktik memecah belah yang datang dari agama. Dogma keagamaan menciptakan penghambat bagi perluasan dan pengembangan spiritual dan intelektual, serta keterpecahbelahan karena dogma merupakan suatu penghalang bagi perdamaian dunia. Dengan kita menantang kuat kuat tembok penghambat ini sampai semuanya roboh dan hancur, kita akan menjadi arsitek bagi pemikiran kita sendiri, yang terbebas dari bentuk bentuk konvesional peribadahan, dan akhirnya tanpa kendala kita mencari Tuhan dari dalam.
Tinggalkan Balasan